Contoh Soal 7.7

Buatlah diagram blok, rangkaian dalam dan table kebenaran
dari IC decoder 7442.












1. Tujuan (BACK)
    - Memahami penggunaan dari IC 7442
    - Melakukan kebenaran logika dari tabel kebenaran IC 7442
    - Menyelesaikan contoh soal no 7.7
 
2. Alat dan Bahan (BACK)

 A. Alat 

        > Voltmeter



    
    Voltemeter adalah sebuah alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur besaran tegangan listrik yang ada di dalam sebuah rangkaian listrik.

        > Amperemeter 



    Amperemeter adalah salah satu alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur seberapa besar kuat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian. 

        > Power Suply 



    Power suply atau catu daya adalah salah satu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronik lainnya.

B. Bahan

-IC 7442


spesifikasi:

Supply Voltage

7V

Input Voltage

5.5V

Operating Free Air Temperature

0°C to +70°C

Storage Temperature Range

-65°C to +150°C


konfigurasi pin:





LED

LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mempu mengeluarkan cahaya. 

Spesifikasi

  1. Infra merah : 1,6 V
  2. Merah : 1,8 V – 2,1 V
  3. Oranye : 2,2 V
  4. Kuning : 2,4 V
  5. Hijau : 2,6 V
  6. Biru : 3,0 V – 3,5 V
  7. Putih : 3,0 – 3,6 V
  8. Ultraviolet : 3,5 V

Resistor


Komponen ini memiliki fungsi utama sebagai penghambat atau penahan arus.





3. Teori (BACK)

  • Resistor
  • Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat dilihat pada elemen pemanas setrika. Jika elemen pemanas tersebut dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral yang biasa disebut dengan kawat nikrom.

    Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.

    Resistor berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara mikroskopik, unsur-unsur penyusun resistor memiliki sedikit sekali elektron bebas. Akibatnya pergerakan elektronya menjadi sangat lambat. Sehingga arus yang terukur pada multimeter akan menunjukan angka yang lebih rendah jika dibandingkan rangkaian listrik tanpa resistor.

    Namun meskipun misalnya kita menyusun rangkaian listrik tanpa resistor, bukan berarti tidak ada hambatan listrik didalamnya. Karena setiap konduktor pasti memiliki nilai hambatan, meskipun relatif kecil. Namun dalam perhitungan matematis, biasanya kita abaikan nilai hambatan pada konduktor tersebut, dan kita anggap konduktor dalam kondisi ideal. Itu berarti besar resistansi konduktor adalah nol.

    Simbol dari resistor merupakan sebagai berikut :


    Cara Menghitung Nilai Resistor

    Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.

     - Berdasarkan Kode Warna

    Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.

    Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.

    Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :


    4 Gelang Warna


    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
    Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
    Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut

    Contoh :

    Gelang ke 1 : Coklat = 1
    Gelang ke 2 : Hitam = 0
    Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
    Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
    Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

     5 Gelang Warna



    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
    Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
    Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut

    Contoh :

    Gelang ke 1 : Coklat = 1
    Gelang ke 2 : Hitam = 0
    Gelang ke 3 : Hijau = 5
    Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
    Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
    Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.

     

    Contoh-contoh perhitungan lainnya :

    Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
    Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi

    Cara menghitung Toleransi :
    2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
    2200 – 5% = 2.090
    2200 + 5% = 2.310
    ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm

    Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan seperti berikut :

    HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
    (HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru, UNGu, Abu-abu, PUtih)

      - Berdasarkan Kode Angka

    Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)


    Contoh :

    Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;

    Contoh cara pembacaan dan cara menghitung nilai resistor berdasarkan kode angka adalah sebagai berikut :

    Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
    Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
    Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³
    Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)

     

    Contoh-contoh perhitungan lainnya :

    222 → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm

    103 → 10 * 10³ = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm

    334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm

     

    Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :
    (Tulisan R menandakan letaknya koma decimal)
    4R7 = 4,7 Ohm
    0R22 = 0,22 Ohm

    Keterangan :

    Ohm = Ω
    Kilo Ohm = KΩ
    Mega Ohm = MΩ
    1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
    1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
    1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)

     

    Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :

     


    Dimana V adalah tegangan,  I adalah kuat arus, dan R adalah Hambatan

        
    -IC 7442

    Dekoder BCD-ke-desimal ini terdiri dari delapan inverter dan sepuluh gerbang NAND empat input. Inverter dihubungkan berpasangan untuk membuat data input BCD tersedia untuk decoding oleh gerbang NAND. Decoding penuh logika input memastikan bahwa semua output tetap tidak aktif untuk semua kondisi input yang tidak valid (10-15).

    - LED


    A. Spesifikasi :
     
    * Superior weather resistance
    * 5mm Round Standard Directivity
    * UV Resistant Eproxy
    * Forward Current (IF): 30mA
    * Forward Voltage (VF): 1.8V to 2.4V
    * Reverse Voltage: 5V
    * Operating Temperature: -30℃ to +85℃
    * Storage Temperature: -40℃ to +100℃
    * Luminous Intensity: 20mcd 
     
    B. Konfigurasi Pin :
     
    * Pin 1 : Positive terminal of LED
    * Pin 2 : Negative terminal of LED


    4. Percobaan (BACK)
    A. Prosedur Percobaan
        - Siapkan Komponen yang dibutuhkan
        - Rangkai komponen sesuai soal
        - Buat simulasi pada proteus
        - Jalankan Simulasi Rangkaian

    B. Rangkaian Simulasi




    5. Video (BACK)




    6. Link Download (BACK)

        Link download rangkaian>>disini
         Link datasheet>>disini

    Sub Chapter 8.3



     

    1. Tujuan [Back]
    1. Untuk mengetaui apa itu demultiplexers dan decoders
    2. Untuk mengetahui fungsi demultiplexers dan decoders
    3. Untuk mengetahui cara membuat rangkaian demultiplexers dan decoders
    2. Alat dan Bahan [Back]
    Alat: 
    1. Power supply
    Power supply atau catu daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik maupun elektronika lainnya. 




     
    Spesifikasinya:

    Rated working condition:

    Working condition Temperature -10°C-40°C,relative humility≤90%

    Storage condition Temperature -10°C-40°C,relative humility≤80%

    Output: Voltage 0-30V, Current 0-5A, Power 150W

    2. Logic Probe
    Logic probe adalah alat yang dapat menganalisa suatu rangkaian IC dengan cara menunjukkan logika keluar dari kaki pin IC tersebut.


    3. Voltmeter DC

     
    Difungsikan guna mengukur besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang sedang diukur.


    Bahan:

     
                  1. Decoder/demux


     

    Spesifikasinya : 



            2. Gerbang AND

    Gerbang AND digunakan untuk menghasilkan
    logika 1 jika semua masukan berlogika 1, jika tidak
    maka output yang dihasilkan akan berlogika 0.
     



    IC 7411 berisi tiga gerbang AND dengan tiga input dari keluarga Transistor Transistor Logic

    Konfiugurasi pin:

    - Vcc : Kaki 14

     - GND : Kaki 7

    - Input : Kaki 1, 2, 3, 4, 5, 9,10,11 dan 13

    - Output : Kaki 6, 8,  dan 12



     
     
    3. Gerbang OR
    Gerbang OR merupakan operasi boolean penjumlahan yang bersimbol (+).
     
     




    Spesifikasinya:

    - Tegangan Suply : 7V

    - Tegangan Input : 5,5 V

    - Beroperasi pada suhu udara 0 sampai +70 derjat

    - Kisaran suhu penyimpanan : -65 derjat sampai +150 derjat celcius




     
     
    4. Inverter
    Inverter adalah suatu rangkaian atau perangkat elektronika yang dapat mengubah arus listrik searah (DC) ke arus listrik bolak-balik (AC) pada tegangan dan frekuensi yang dibutuhkan sesuai dengan perancangan rangkaiannya.




    3. Dasar Teori [Back]
     
    8.3 Demultiplexers and Decoders
    Demultiplexer adalah rangkaian logika kombinasional dengan jalur input, 2n jalur output, dan n jalur pilih. Dekoder adalah kasus khusus demultiplexer tanpa saluran input dan juga dapat mengubah bilangan biner menjadi desimal.
     
    Gambar 8.18(a) menunjukkan representasi sirkuit dari demultiplexer 1-4.

    Gambar 8.18(b) menunjukkan tabel kebenaran demultiplexer ketika input garis dipegang HIGH.

    Gambar 8.19 Representasi rangkaian 2-ke-4, 3-ke-8, 4-ke-16

    Jika pada dekoder ada beberapa kombinasi yang tidak digunakan atau 'tidak peduli' di n-bit kode, maka akan ada kurang dari 2n jalur keluaran. Secara umum, jika n dan m berturut-turut jumlah jalur input dan output, maka m kecil sama 2n.

    Decoder dapat menghasilkan maksimal 2n kemungkinan minterm dengan kode biner n-bit. Pengoperasian decoder dapat dilihat pada diagram rangkaian logika pada Gambar 8.20. yang mengimplementasikan fungsi dekoder baris 3-ke-8. Memiliki tiga input = A, B dan C dan delapan output = D0, D1, D2, D3, D4, D5, D6 dan D7. Dari tabel kebenaran, karena output logika ‘1’ hanya satu dari delapan output sehingga setiap minterm menghasilkan output tertentu sesuai input. Dalam kasus ini, D0, D1, D2, D3, D4, D5, D6 dan D7 masing-masing mewakili minterm berikut:

     

     8.3.1 Implementing Boolean Functions with Decoders
      
    Dekoder dapat implementasikan pada fungsi Boolean dengan mudah. Dekoder menghasilkan minterm dan gerbang OR eksternal untuk menghasilkan jumlah minterm. Gambar 8.21 menunjukkan diagram logika di mana decoder baris 3-ke-8 digunakan untuk menghasilkan fungsi Boolean yang diberikan dengan persamaan.


    Dekoder n-ke-2n dan m gerbang OR eksternal dapat digunakan untuk mengimplementasikan kombinasi rangkaian dengan n input dan m output. Misal pada penerapan empat variabel Fungsi Boolean dengan 12 minterms menggunakan dekoder baris 4-ke-16 dan gerbang OR eksternal. OR gerbang di sini harus menjadi gerbang 12-input. Dalam semua kasus seperti itu, di mana jumlah minterm dalam suatu Fungsi Boolean dengan n variabel lebih besar dari 2n /2 (atau 2n-1 ), fungsi komplementer Boolean akan memiliki lebih sedikit minterm. Dalam hal ini akan lebih baik menggunakan NORing daripada ORing dengan output fungsi boolean.


    Gambar 8.20 Diagram logika dari dekoder baris 3-ke-8.

    Gambar 8.21 Menerapkan fungsi Boolean dengan dekoder

     

       8.3.2 Sirkuit Decoder Cascading 

    Langkah-langkah dasar mendesain rangkaian adalah, pertama jika n adalah jumlah jalur input dalam dekoder yang tersedia dan N adalah jumlah jalur input di dekoder yang diinginkan, maka jumlah dekoder individu yang diperlukan untuk membuat dekoder yang diinginkan sirkuit akan menjadi 2N−n. Lalu hubungkan bit yang kurang signifikan dari jalur input dekoder yang diinginkan ke jalur input dari dekoder yang tersedia. Lalu bit sisa dari jalur input dari rangkaian dekoder yang diinginkan digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan decoder individu. Kemudian Jalur keluaran dari masing-masing dekoder bersama-sama membentuk jalur keluaran.

    4. Percobaan [Back]

    4.1 Prosedur percobaan 
    1. Siapkan komponen yang digunakan
    2. Letakkan komponen pada papan rangkaian
    3. Rangkailah dengan benar
    4. Untuk lebih jelas lihat video dibawah
     
    4.2 Rangkaian simulasi
        A. Foto/screenshoot 
    1. Rangkaian 1
     
    Figure 8.18 1-to-4 demultiplexer
     
    2. Rangkaian 2
    Fig 8.19 Circuit Representation of 2-to-4, 3-to-8, and 4-to-16 line decoder

    3. Rangkaian 3
    Fig 8.20 Logic Diagram of a 3-to-8 line decoder

    4. Rangkaian 4
    Figure 8.21 Implementing Boolean functions with decoders
     
        B. Prinsip kerja

     1. Rangkaian 1

    Berdasarkan figure 8.18, didapatkan hasil ketika A=0, B=0, dan E'=0 maka output yang berlogika 1 adalah Q0, ketika A=1, B=0, dan E'=0 maka output yang berlogika 1 adalah Q1, ketika A=0, B=1, dan E'=0 maka output yang berlogika 1 adalah Q1, ketika A=1, B=1, dan E'=0 maka output yang berlogika 1 adalah Q3, ketika A=x, B=x, dan E'=0 maka output akan berlogika 0 semua, yang mana cara kerja ic ini mirip dengan ic 4555.

     2. Rangkaian 2

    Berdasarkan figure 8.19, untuk 2-to4 didapatkan hasil ketika A=0, B=0, dan 1'=0 maka output akan berlogika 1 semua, ketika input low semua maka kaki yang low hanya Y0, ketika kaki A=B=1 dan G'=0 maka kaki yang low hanya Y3. Untuk 3-to-8 ketika semua input nol maka output yang high hanya kaki D0, ketika input berlogika 1 semua maka output yang berlogika 1 hanya kaki D7. Untuk 4-to-16 ketika inputnya semua low maka pada output hanya kaki 0 yang berlogika low, ketika input yang high hanya kaki A maka output yang low hanya kaki 1 yang mana cara kerja ketika ic ini sesuai dengan tabel kebenaran pada rangkaian.

    3. Rangkaian 3

    Berdasarkan figure 8.20, ketika input A=1, B=C=0 maka output D4=1, D1=D2=D3=D5=D6=D7=0, ketika input A=C=0, B=1 maka output D2=1, D1=D3=D4=D5=D6=D7=0 yang mana cara kerja rangkaian ini sesuai dengan tabel kebenaran pada e-book.

    4. Rangkaian 4

    Berdasarkan figure 8.21, ketika A=B=C=0 maka output akan Y=1, ketika input A=B=1, C=0 maka output Y=1, ketika input A=B=0, C=1 maka output Y=1.

    5. Video [Back]

     
    6. Example [Back]
    1. Example 8.6
    Implementasikan rangkaian full adder menggunakan deceder 3 ke 8

    Jawab:

    Dekoder dengan gerbang OR pada output dapat digunakan untuk mengimplementasikan fungsi Boolean yang diberikan. Dimana decoder setidaknya harus memiliki baris input sebanyak jumlah variabel dalam fungsi Boolean untuk diimplementasikan. Tabel kebenaran dari full adder diberikan pada Tabel 8.11, dan Gambar 8.22 menunjukkan implementasi perangkat keras. Dari tabel kebenaran, fungsi Boolean untuk output SUM dan CARRY diberikan persamaan sebagai berikut:
     

    Sum output S=sigma 1,2,4,7

    Carry output C0=sigma 3,5,6,7

    2. Example 8.7
     Kombinasikan rangkaian dengan persamaan F =sigma 0, 2, 5, 6, 7. Implementasikan fungsi Boolean F
    dengan dekoder yang sesuai dengan gerbang OR/NOR eksternal yang memiliki jumlah input minimum.

    Jawab:

    Fungsi Boolean yang diberikan memiliki lima minterm tiga variabel. Ini menyiratkan bahwa fungsi tersebut dapat diimplementasikan dengan dekoder baris 3-ke-8 dan gerbang OR lima input. Juga, F' hanya akan memiliki tiga minterm tiga variabel, yang berarti bahwa F juga dapat diimplementasikan dengan mempertimbangkan minterm sesuai dengan fungsi komplemen dan menggunakan gerbang NOR tiga input pada output. Kedua opsi menggunakan gerbang NOR dengan input yang lebih sedikit dan oleh karena itu digunakan sebagai gantinya. F = sigma 0, 2, 5, 6, 7. Oleh karena itu,
    F = sigma 1, 3, 4.


    3. Example 8.8

    Buat dekoder 4-ke-16 dengan dua dekoder 3-ke-8 yang memiliki input aktif LOW ENABLE.

    Jawab:

    Asumsikan bahwa A (LSB), B, C dan D (MSB) adalah variabel input untuk dekoder baris 4-ke-16. Langkah-langkah yang diuraikan sebelumnya, A (LSB), B dan C (MSB) kemudian akan menjadi variabel input untuk dua dekoder baris 3-ke-8. Dapat diingat kembali 16 kemungkinan kombinasi input dari 0000 hingga 1111 dalam kasus decoder baris 4-ke-16, ditemukan bahwa delapan kombinasi pertama memiliki D = 0, dengan CBA berjalan melalui 000 hingga 111. Delapan kombinasi orde tinggi semuanya memiliki D = 1, dengan CBA melalui 000 ke 111. Jika digunakan D-bit sebagai input ENABLE untuk dekoder saluran 3-ke-8 yang kurang signifikan dan D-bit sebagai input ENABLE untuk dekoder saluran 3-ke-8 yang lebih signifikan, 3-ke-8 . yang kurang signifikan dekoder baris akan diaktifkan untuk delapan dari 16 kombinasi input yang kurang signifikan, dan lebih banyak lagi dekoder garis 3-ke-8 yang signifikan akan diaktifkan untuk 16 kombinasi input yang lebih signifikan. Gambar 8.24 menunjukkan implementasi perangkat keras. Salah satu jalur keluaran D0 hingga D15 diaktifkan sebagai urutan bit input DCBA melewati 0000 hingga 1111.


    4. Example 8.9
    Gambar 8.25 menunjukkan simbol logika IC 74154, yang merupakan decoder/demultiplexer baris 4-ke-16. Dalam simbol logika dalam format ANSI/IEEE. Tentukan status logika dari semua 16 jalur output berikut dengan kondisi:
    (a) D=HIGH, C=HIGH, B=LOW, A=HIGH, G1' = LOW and G2' = LOW. 
    (b) D=HIGH, C=HIGH, B=LOW, A=HIGH, G1' = HIGH and G2' = HIGH. 
    (c) D=HIGH, C=HIGH, B=LOW, A=HIGH, G1' = HIGH and G2' = HIGH
    Jawab:
    Jelas dari simbol logika yang diberikan bahwa perangkat memiliki input aktif HIGH, output aktif LOW dan dua input aktif LOW ENABLE. Juga, kedua input ENABLE harus aktif untuk dekoder
    berfungsi karena AND yang ditunjukkan dari dua input ENABLE.



    (a) Karena kedua input aktif ENABLE, output dekoder akan aktif tergantung pada:
    status logika dari jalur input. Untuk status logika yang diberikan dari jalur input, jalur keluaran dekoder
    13 akan aktif dan karenanya LOW. Semua jalur keluaran lainnya akan tidak aktif dan oleh karena itu dalam logika HIGH.
    (b) Karena input ENABLE tidak aktif, semua output dekoder tidak akan aktif dan dalam logika HIGH
    negara.
    (c) Sama dengan (b).

    5. Example 8.10
    Dekoder dari contoh 8.9 akan digunakan sebagai demultiplexer 1-dari-16. Bentuk gelombang harus dialihkan antara kaki output 9 dan 15 ketika status logika dari eksternal input kontrol adalah LOW dan HIGH masing-masing. Gambarlah diagram logika yang menunjukkan status logika dari
    ENABLE input dan input DCBA dan titik penerapan bentuk gelombang pulsa.

    Jawab:

    Gambar 8.26 menunjukkan diagram logika. Ketika input kontrol eksternal dalam keadaan logika LOW, D = HIGH, C = LOW, B = LOW dan A = HIGH. Ini berarti bahwa output kaki 9 diaktifkan. Ketika input kontrol eksternal dalam keadaan logika HIGH, D = HIGH, C = HIGH, B = HIGH dan A = HIGH. Ini berarti bahwa output kaki 15 diaktifkan. Dalam diagram logika yang ditunjukkan pada Gambar 8.26, keduanya input ENABLE diikat bersama dan bentuk gelombang berdenyut diterapkan ke titik yang sama. Ini berarti bahwa kedua input ENABLE aktif (ketika bentuk gelombang input dalam keadaan logika LOW) atau tidak aktif (ketika bentuk gelombang input dalam keadaan logika HIGH). Jadi, ketika bentuk gelombang input dalam keadaan logika LOW,  output kaki 9 akan berada dalam keadaan logika LOW dan semua jalur keluaran lainnya akan berada dalam keadaan logika HIGH asalkan input kontrol eksternal juga dalam keadaan logika LOW. Jika input kontrol eksternal dalam keadaan logika HIGH, logika LOW dalam bentuk gelombang input muncul pada kaki output 15. Intinya, status logika bentuk gelombang input diperoleh pada baris 9 atau baris 15, tergantung pada apakah sinyal kontrol eksternal LOW atau HIGH.

    7. Problem [Back]
     1. Rancang rangkaian dalam decoder 1 ke 4 dengan output aktif low
    Jawab:
     
     
     
    Dari rangkaian yang telah dibuat dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran ic 4556



    Dari rangkaian full adder decoder 1 ke 4 output aktif low diperoleh output yang dihasilkan sesuai dengan tabel kebenaran.

    2.  Apa yang terjadi jika kaki E' diberikan inverter?
    Jawab:
    Agar output yang dihasilkan seperti output dekoder 1 ke 4 (ic 4556), maka ketika A=B=0, E harus bernilai 1 sehingga didapat output Q0'=0 Q1'=1 Q2'=1 Q3'=1, maka agar output Q0'=1 Q1'=0 Q2'=1 Q3'=1 nilai E' harus 1 dan A=1, B=0 begitu seterusnya untuk mendapatkan output seperti tabel kebenaran.
     
    8. Pilihan Ganda [Back]
     
     1. IC 74155 termasuk ke dalam decoder library
    a. CMOS
    b. 75STD
    c. 74ALS
    d. 74F
    e. 74HC

    2. Apabila logika A=0 B=1 E'=0, maka output yang akan dihasilkan berdasarkan ic dibawah adalah
     
    a. Y0=1 Y1=1 Y2=0 Y3=1
    b. Y0=1 Y1=1 Y2=1 Y3=1
    c. Y0=1 Y1=1 Y2=1 Y3=0
    d. Y0=1 Y1=0 Y2=1 Y3=1
    e. Y0=0 Y1=1 Y2=1 Y3=1

    9. Link Download [Back]

    file html klik disini
    file rangkaian klik disini
    file video klik disini
    datasheet 7404 klik disini
    datasheet 74S37 klik disini
    datasheet 4072 klik disini
    datasheet 7402 klik disini
    datasheet 7411 klik disini
    datasheet 7427 klik disini
    datasheet 74F260 klik disini 


    MODUL 2

    [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percobaan ...